 |
Muhammad Iqbal, Ph.D (Konselor Keluarga)
|
Alhamdulillahirobbilalamin.
Telah terlaksana Smart Parenting bersama Muhammad Iqbal, Ph.D yang diselenggarakan
oleh POMG SMPIT Insan Mulia Wonosobo pada Minggu, 15 November 2020. Banyaknya
keluhan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi salah satu alasan utama
terselenggaranya acara ini. Pada webinar kali ini mengusung tema “Mengelola
Emosi Orang Tua dan Anak Selama Pembelajaran Jarak Jauh”
 |
Aldhiana K. (Ketua Program POMG) |
|
|
Dalam sambutannya Ustazah
Yayuk Sri Lestari selaku kepala Sekolah SMPIT Insan Mulia Wonosobo mengatakan “
Semoga kegiatan ini menjadi solusi dan ilmu
yang disampaikan Pak Iqbal menjadi jawaban bagaimana kita sebagai orang tua
harus memanagemen anak kita dan perasaan kita dalam mendapingi anak-anak selama
PJJ berlangsung”
 |
Ustazah Yayuk S.L, M.Pd.I (Kepala Sekolah) | |
|
|
Kegiatan smart
parenting kali ini tidak hanya diikuti oleh peserta internal dari wali murid SMPIT
Insan Mulia Wonosobo. Karena kegiatan
ini juga disiarkan langsung melalui akun youtube sekolah dan semuanya bisa menonton dengan tujuan orang tua diluar sana
yang memiliki kendala dalam mendampingi anaknya selama PJJ akan mendapatkan
pencerahan dan solusi dari Muhammad Iqbal, Ph.D selaku konselor keluarga.
Ada beberapa hal penting yang disampaikan oleh Muhammad
Iqbal, Ph.D dalam mengelola emosi orang tua dan anak saat pembelajaran jarak
jauh
- Mampu menjaga stabilitas emosi,
memiliki kemampuan mengendalikan diri dan keinginannya, tidak mengikuti hawa
nafsu
- Memiliki kepedulian, mudah memahami dan menghargai orang
lain, empati dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sosial
- Memiliki daya juang dan memiliki motivasi berpretasi, tahan
banting, sabar, dalam menghadapi persoalan hidup.
- Kreatif dan inovatif dalam memecahkan masalah, bijakasana
dalam menyelesaikan persoalan
- Mampu bekerja sama dengan orang lain, memiliki integritas
serta memahami dan menerapkan nilai-nilai.
Dalam konteks pembelajaran daring,
kenapa orang tua sering emosi menghadapi anaknya? Jawabannya adalah karena
mereka beranggapan bahwa kemampuan akademik adalah segala-galanya, sehingga ia
melihat anaknya tidak mampu mengikuti dia akan marah dan emosi, padahal setiap
anak itu unik dan memiliki gaya belajar yang berbeda, ada yang biasa belajar
dari mendengar, melihat, membaca, menulis, menonton, sambil bergerak, sehingga
ketika anak tidak bisa diam selalu bergerak dianggap tidak mau belajar. Padahal
belajar daring itu tidak harus di ruangan tertutup, bisa di taman, di atas
pohon, di atas ayunan karena ada sebagian anak yang memang lebih mudah belajar
sambil bergerak.
@Humas SMPIT Insan Mulia Wonosobo